Rabu, 27 Februari 2013

Puisi Wanita Muslimah

MUSLIMAH
Ia tidak harus berbakut setera untuk terlihat menawan
ketika busana panjang tanpa pita-pita
mampu menembus kabut pesona zaman
Ia tidak harus mendongakkan kepala untuk menyirat
kehormatan…………………….
ketika tunduknya hati dan pandangan
menempatkan diri pada kemuliaan……………………
ia tidak harus berhiaskan intan berlian untuk meraih
keanggunan…………………….
ketika cahaya kesabaran akanmeluruhkan kilaunya
dan butiran tasbih mulai menghitung nilai akhlaknya
titian menuju ridha-Mu
memang tidak dihiasi mawar, melati dan sedap malam
sekali-kali saja masih tercium harumnya
karena mungkin masih ada terjaga
perilaku dan lisannya…………….
perjalanan ke sana sungguh panjang dan meletihkan
hanya mendung dan pelangi, hanya gelap dan terang
saling berganti menyapanya………………
Ilahi, tanpa keridhoan itu
bisakah sedekah, sholat dan sujudnya
mengantar diri ke ujung pengembaraan pada-Mu
By: (Maria Ulfa) dalam buku “Pesona kepribadian Muslimah” karangan Claudia Irawan massie
PUISI PEDIH MUSLIMAH CILIK PALESTINA
Bunda… Mengapa tank itu menggilas kepala ayah?
Mengapa tentara berbaju hijau itu memperkosa kakak?
Mengapa laras tajam itu mencabik tubuh adik?
Apakah mereka memiliki hati, bunda?
Apakah mereka tak punya ayah, adik dan kakak sepertiku sehingga mereka tega?
Apa yang mereka inginkan dari kita bunda?
Bukankah aku, bunda, ammah, dan teman-teman sudah tak punya apa-apa lagi selain baju yang melekat dibadan?
Bukankah mereka punya banyak harta hasil dari bisnis kerajaan negara-negara adidaya yang uangnya digunakan untuk membeli peluru untuk membunuh kita?
Jahat sekali mereka, bunda…
Bunda… Hafalan Al-qur’anku tlah bertambah lagi
Bacaan shalatkupun sudah semakin fasih
Do’a-doaku bersama teman-teman dikamp pengungsian riuh selalu bunda…
Mengapa Allah belum menurunkan pertolongan untuk kita… Mengapa saudara-saudara kita tak ada yang datang membantu kita
Bukankah muslim dibola bumi ini jutaan jumlahnya?
setiap waktu mereka thawaf dirumah Allah? setiap saat kalimat Allah mereka lafalkan
Apakah mereka tak ingin menggenapkan amalan shaleh mereka dengan membantu kita?
meski sekedar untaian do’a keselamatan untuk kita?
Bunda… sisa roti yang diberi wartawan kemarin tlah habis
Lalu besok kita makan apa bunda?
Perutku sudah mulai berteriak… Aku lapar…
Jangan suruh aku tidur untuk hilangkan lapar bunda…
karena aku ingin makan…
Aku ingin merasakan lezatnya roti gandum yang manis Juga meminum susu yang akan menyegarkan badan
Supaya tubuhku kuat dan mampu melawan tentara berbaju hijau pembunuh ayah, dan adik…
Bunda… Hari ini aku belajar dimana?
Gedung sekolahku tlah hancur…
buku-buku ku musnah dilalap api Pinsil warnaku berhamburan entah kemana
Aku harus bagaimana?
Padahal Aku ingin bisa pintar seperti para menteri dari HAMAS diparlemen sana
mereka bekerja keras dan berfikir untuk selamatkan bangsa kita
Aku ingin seperti mereka tapi mungkinkah itu?
Bunda… Kita makan apa? Aku belajar dimana? Siapa yang menolong kita?
Maafkan aku banyak bertanya bunda
Aku hanya ingin satu…
Aku ingin saudara-saudara seiman dibelahan dunia sana Mendengar jerit tangis kita dan mengulurkan tangan atau sekedar mendo’akan kita
semoga…
jatinangor, 15 juli 2006
‘teriakan hati’ usai melihat gambar-gambar kebiadaban Israel…
saat membayangkan dan berperan menjadi muslimah cilik selama 7 menit didepan layar komputer…
hanya ini saja yang bisa kulakukan ternyata…
Maafkan aku adik kecil…hanya bantuan dan amalan bernilai keping logam yang bisa aku berikan. Hanya puisi sederhana yang tak ber-rima yang kutuliskan, hanya untaian do’a dan teriakan takbir penyemangat untukmu dalam aksi-aksi akbar …
Semoga Allah menaikkan marhalahmu dipetala langit sana…semoga syurga na’im menanti pengorbanan seluruh jiwa dan raga kalian…
kami disini mendo’akanmu…menguntai shalat taubat dan hajat untuk keselamatan kalian…
selamat berjuang ! Ayooo, kalian pintar dan kuat ! lantahkan Kafir yahudi ! Allahuakbar !!!!!!
(http://amalia-zahra.blog.friendster.com/2006/07/puisi-pedih-muslimah-cilik-palestina/)
JIKA AKU JATUH CINTA
Ya Allah,
Jika kutelah jatuh cinta
Ku ingin semua telah terbalut oleh ridha-Mu
Ku ingin semua telah terikat oleh hukum yang syar’i
Ya Allah,
Jika ku jatuh cinta
Izinkanlah dengan lelaki yang dapat menambah cintaku pada-Mu
yang dapat menambah keta’atanku pada-Mu
yang dapat membantuku untuk meraih syurga-Mu
Ya Allah,
Izinkan aku tuk jatuh cinta
pada lelaki yang mencintaiku karena-Mu
lelaki yang menerimaku apa adanya
lelaki yang dapat menyayangiku [...]
Kategori: Puisi
Indah pada Saatnya
Ditulis Oleh Rini
Jan 30
00
INDAHNYA PADA SAATNYA
sabar
sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar
dan
sesungguhnya kesabaran itu tak bertepi
tak seperti yang dikabarkan orang
bahwa sabar ada batasnya
dan kulihat kusudut itu
akankah pintu itu terbuka
hingga kutak hanya melihat indahnya taman hanya dari jendela
kusibak tirainya
indahnya juga tak bisa kuresapi
dan hujan juga tak mau berhenti
sabar
menanti hingga pintu dapat terbuka
tak perlu dengan kekerasan
keindahan itu akan datang
pada waktu yang tepat
dimana hujan [...]
(Kategori: Puisi
Nikmat)
(Ditulis Oleh Rini)
Jan 06
01
NIKMATNYA
Maka, nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?
Bersimpuh di hadap-Mu
Mohon ampunan dosa-dosa dan kesalahan
Setiap ucapan dan janji pada-Mu yang tak bisa kupenuhi
Tiap napas yang kuhembus tanpa menyebut asma-Mu
Kala mata melihat hal yang tak Kau sukai
Ketidakmampuanku menahan napsu
Bila mata menyaksikan kezaliman dan kemungkaran
Namun, aku tiada bergeming untuk mengubahnya
Banyak kesalahan, kelalaian, dan dosa yang telah kuperbuat
Tapi…
Setiap langkahku
Aku [...]
Kategori: Puisi
MUSLIMAH
Ia tidak harus berbakut setera untuk terlihat menawan
ketika busana panjang tanpa pita-pita
mampu menembus kabut pesona zaman
Ia tidak harus mendongakkan kepala untuk menyirat
kehormatan…………………….
ketika tunduknya hati dan pandangan
menempatkan diri pada kemuliaan……………………
ia tidak harus berhiaskan intan berlian untuk meraih
keanggunan…………………….
ketika cahaya kesabaran akanmeluruhkan kilaunya
dan butiran tasbih mulai menghitung nilai akhlaknya
titian menuju ridha-Mu
memang tidak dihiasi mawar, melati dan sedap malam
sekali-kali saja masih tercium harumnya
karena mungkin masih ada terjaga
perilaku dan lisannya…………….
perjalanan ke sana sungguh panjang dan meletihkan
hanya mendung dan pelangi, hanya gelap dan terang
saling berganti menyapanya………………
Ilahi, tanpa keridhoan itu
bisakah sedekah, sholat dan sujudnya
mengantar diri ke ujung pengembaraan pada-Mu
By: (Maria Ulfa) dalam buku “Pesona kepribadian Muslimah” karangan Claudia Irawan massie
PUISI PEDIH MUSLIMAH CILIK PALESTINA
Bunda… Mengapa tank itu menggilas kepala ayah?
Mengapa tentara berbaju hijau itu memperkosa kakak?
Mengapa laras tajam itu mencabik tubuh adik?
Apakah mereka memiliki hati, bunda?
Apakah mereka tak punya ayah, adik dan kakak sepertiku sehingga mereka tega?
Apa yang mereka inginkan dari kita bunda?
Bukankah aku, bunda, ammah, dan teman-teman sudah tak punya apa-apa lagi selain baju yang melekat dibadan?
Bukankah mereka punya banyak harta hasil dari bisnis kerajaan negara-negara adidaya yang uangnya digunakan untuk membeli peluru untuk membunuh kita?
Jahat sekali mereka, bunda…
Bunda… Hafalan Al-qur’anku tlah bertambah lagi
Bacaan shalatkupun sudah semakin fasih
Do’a-doaku bersama teman-teman dikamp pengungsian riuh selalu bunda…
Mengapa Allah belum menurunkan pertolongan untuk kita… Mengapa saudara-saudara kita tak ada yang datang membantu kita
Bukankah muslim dibola bumi ini jutaan jumlahnya?
setiap waktu mereka thawaf dirumah Allah? setiap saat kalimat Allah mereka lafalkan
Apakah mereka tak ingin menggenapkan amalan shaleh mereka dengan membantu kita?
meski sekedar untaian do’a keselamatan untuk kita?
Bunda… sisa roti yang diberi wartawan kemarin tlah habis
Lalu besok kita makan apa bunda?
Perutku sudah mulai berteriak… Aku lapar…
Jangan suruh aku tidur untuk hilangkan lapar bunda…
karena aku ingin makan…
Aku ingin merasakan lezatnya roti gandum yang manis Juga meminum susu yang akan menyegarkan badan
Supaya tubuhku kuat dan mampu melawan tentara berbaju hijau pembunuh ayah, dan adik…
Bunda… Hari ini aku belajar dimana?
Gedung sekolahku tlah hancur…
buku-buku ku musnah dilalap api Pinsil warnaku berhamburan entah kemana
Aku harus bagaimana?
Padahal Aku ingin bisa pintar seperti para menteri dari HAMAS diparlemen sana
mereka bekerja keras dan berfikir untuk selamatkan bangsa kita
Aku ingin seperti mereka tapi mungkinkah itu?
Bunda… Kita makan apa? Aku belajar dimana? Siapa yang menolong kita?
Maafkan aku banyak bertanya bunda
Aku hanya ingin satu…
Aku ingin saudara-saudara seiman dibelahan dunia sana Mendengar jerit tangis kita dan mengulurkan tangan atau sekedar mendo’akan kita
semoga…
jatinangor, 15 juli 2006
‘teriakan hati’ usai melihat gambar-gambar kebiadaban Israel…
saat membayangkan dan berperan menjadi muslimah cilik selama 7 menit didepan layar komputer…
hanya ini saja yang bisa kulakukan ternyata…
Maafkan aku adik kecil…hanya bantuan dan amalan bernilai keping logam yang bisa aku berikan. Hanya puisi sederhana yang tak ber-rima yang kutuliskan, hanya untaian do’a dan teriakan takbir penyemangat untukmu dalam aksi-aksi akbar …
Semoga Allah menaikkan marhalahmu dipetala langit sana…semoga syurga na’im menanti pengorbanan seluruh jiwa dan raga kalian…
kami disini mendo’akanmu…menguntai shalat taubat dan hajat untuk keselamatan kalian…
selamat berjuang ! Ayooo, kalian pintar dan kuat ! lantahkan Kafir yahudi ! Allahuakbar !!!!!!
(http://amalia-zahra.blog.friendster.com/2006/07/puisi-pedih-muslimah-cilik-palestina/)
JIKA AKU JATUH CINTA
Ya Allah,
Jika kutelah jatuh cinta
Ku ingin semua telah terbalut oleh ridha-Mu
Ku ingin semua telah terikat oleh hukum yang syar’i
Ya Allah,
Jika ku jatuh cinta
Izinkanlah dengan lelaki yang dapat menambah cintaku pada-Mu
yang dapat menambah keta’atanku pada-Mu
yang dapat membantuku untuk meraih syurga-Mu
Ya Allah,
Izinkan aku tuk jatuh cinta
pada lelaki yang mencintaiku karena-Mu
lelaki yang menerimaku apa adanya
lelaki yang dapat menyayangiku [...]
Kategori: Puisi
Indah pada Saatnya
Ditulis Oleh Rini
Jan 30
00
INDAHNYA PADA SAATNYA
sabar
sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar
dan
sesungguhnya kesabaran itu tak bertepi
tak seperti yang dikabarkan orang
bahwa sabar ada batasnya
dan kulihat kusudut itu
akankah pintu itu terbuka
hingga kutak hanya melihat indahnya taman hanya dari jendela
kusibak tirainya
indahnya juga tak bisa kuresapi
dan hujan juga tak mau berhenti
sabar
menanti hingga pintu dapat terbuka
tak perlu dengan kekerasan
keindahan itu akan datang
pada waktu yang tepat
dimana hujan [...]
(Kategori: Puisi
Nikmat)
(Ditulis Oleh Rini)
Jan 06
01
NIKMATNYA
Maka, nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?
Bersimpuh di hadap-Mu
Mohon ampunan dosa-dosa dan kesalahan
Setiap ucapan dan janji pada-Mu yang tak bisa kupenuhi
Tiap napas yang kuhembus tanpa menyebut asma-Mu
Kala mata melihat hal yang tak Kau sukai
Ketidakmampuanku menahan napsu
Bila mata menyaksikan kezaliman dan kemungkaran
Namun, aku tiada bergeming untuk mengubahnya
Banyak kesalahan, kelalaian, dan dosa yang telah kuperbuat
Tapi…
Setiap langkahku
Aku [...]
Kategori: Puisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar